BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Niatan Indonesia agar Realistis

PERUBAHAN IKLIM
Niatan Indonesia agar Realistis
Ikon konten premium Cetak | 13 Agustus 2015 Ikon jumlah hit 126 dibaca Ikon komentar 0 komentar

JAKARTA, KOMPAS — Indonesia didesak mengajukan komitmen kontribusi nasional yang diniatkan atau INDC yang realistis dalam perundingan konferensi perubahan iklim 2015 di Paris, Perancis. Ini agar komitmen bisa dikerjakan dan tetap menunjukkan komitmen Indonesia mencegah perubahan iklim serta memberi ruang bagi pembangunan nasional.

"Sebagai juru runding, saya akan bangga jika kita bisa memberikan kontribusi setinggi-tingginya, tetapi tetap realistis. Sepahit-pahitnya, berapa yang bisa kita berikan," kata Rachmat Witoelar, Utusan Khusus Presiden untuk Pengendalian Perubahan Iklim, Rabu (12/8) di Jakarta.

Ia bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Ketua Dewan Pengarah Pengendalian Perubahan Iklim Sarwono Kusumaatmadja, dan Dubes Norwegia untuk Indonesia Stig Traavik memberikan pidato kunci dalam Diskusi Publik INDC. Kegiatan yang diikuti 200 perwakilan organisasi masyarakat, akademisi, sektor swasta, dan institusi pemerintah ini bertujuan merangkum masukan untuk INDC.

Dokumen INDC di tingkat global berlaku pasca 2020, maka INDC nantinya diharap bisa menjadi program kerja Indonesia pasca tahun 2020. Siti Nurbaya mengingatkan agar INDC menjaga keseimbangan antara kepentingan pembangunan ekonomi dan perlindungan lingkungan serta isu sosial.

Direktur Eksekutif World Resources Institute Indonesia Tjokorda Nirarta Samadhi menunjukkan, studi yang menyatakan perlindungan hutan dan gambut 18,1 juta hektar berkontribusi menurunkan emisi 35 persen dan "hanya" mengurangi potensi keuntungan 4 persen. "Perlindungan hutan dan gambut bisa jadi pilihan utama," katanya.

Deputi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Endah Murniningtyas mengatakan, INDC merupakan kelanjutan komitmen Indonesia tahun 2009 untuk menurunkan emisi 26-41 persen. Komitmen ini telah digunakan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019.

Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Nur Masripatin mengatakan, penekanan elemen-elemen INDC meliputi sektor berbasis lahan, energi dan transportasi, limbah, dan industri. Sejauh ini, sektor lahan berkontribusi melepas emisi tertinggi disusul energi.

"Tren menunjukkan kontribusi emisi sektor energi akan terus meningkat jika tidak ada kebijakan yang membuatnya slow down," katanya. Beberapa yang bisa dilakukan antara lain pemanfaatan energi terbarukan, konversi bahan bakar ke gas, dan teknologi batubara bersih untuk pembangkit listrik. (ICH)

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/08/13/Niatan-Indonesia-agar-Realistis

Related-Area: