BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Gagal Panen, Warga Sumba Terpaksa Makan Ubi Hutan Beracun

Gagal Panen, Warga Sumba Terpaksa Makan Ubi Hutan Beracun

    Written by  Heinrich Dengi
    Wed,15 October 2014 | 10:49


KBR, Sumba Timur – Warga Desa Katiku Loku, Kecamatan Matawai Lapau, Sumba Timur Nusa Tenggara Timur (NTT) terpaksa memakan iwi, sejenis ubi hutan beracun karena tidak memiliki beras.

Menurut Ketua Rukun Tetangga (RT) di Dusun Tandairotu, Yakob Maramba, untuk mendapatkan ubi itu warga mencarinya di hutan.

“Kita dapat ya boleh bilang (sekitar, red.) 10 karung, 50 kg. Kita kupas besok lagi, tidak bisa mampu lagi tangan ini karena balobang (berlubang, red.) semua, panas ini tangan. Dalam satu minggu kita satu kali gali, tidak bisa untuk susun terus tiap hari tidak bisa. Tangan ini balobang darah keluar, memang itu parah sudah itu boleh bilang (me)racun diri,” kata Yakob Maramba Jawa, Selasa (14/10)

Kata Yakob, ia dan warga setempat terpaksa makan iwi karena tidak ada lagi makanan yang tersisa di rumah. Jagung yang ditanamnya gagal panen, sementara tanaman ubi kayu juga gagal panen.

Saat ini, lanjut Yakob, situasi di wilayahnya pada siang hari terlihat sepi karena hampir semua warga masuk hutan untuk mencari ubi hutan beracun.

Gizi Buruk

Di wilayah yang sama, dua bayi  mengalami gizi buruk dan dua bayi lainnya mengalami kekurangan gizi.

Bidan Endah Wahyuning Ratri Wibowo yang bertugas di Puskesmas Pembantu (Pustu) setempat mengatakan, keempat bayi itu ditemukan setelah kunjungannya  ke Pos Pelayanan Terpadu Posyandu pada akhir September lalu.

“Yang gizi buruk di Posyandu Bidihunggar gizi buruk dua orang dan gizi kurang 1 sementara yang 1 ini yang gizi kurang ada di Pos Yandu Opang Mandangu yang dekat sini. Di sini (sekitar pustu, red.) tidak ada yang gizi kurang apalagi gizi buruk bayi sehat semua,” kata bidan Endang kepada Portalkbr, Selasa (14/10)

Saat ini, kata Endang, masyarakat setempat menderita karena musim panas yang panjang yang mengakibatkan tanaman warga mati. Mereka gagal panen ubi keladi dan jagung.

Editor: Anto Sidharta



Sumber: http://portalkbr.com/nusantara/nusatenggara/3358600_4265.html

Related-Area: