BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Warga Palue Diminta Waspada

Warga Palue Diminta Waspada
Langkah Tanggap Darurat Erupsi Kelud Disiapkan

MAUMERE, KOMPAS — Sekitar 1.500 warga yang bertahan di Pulau Palue, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, diminta waspada. Mereka sebaiknya segera mengungsi ke Maumere atau tempat lain yang aman dari ancaman letusan Gunung Rokatenda meskipun gunung ini masih dalam status Siaga.

Gunung Rokatenda meletus pada Desember 2012 dan Agustus 2013, menyebabkan tujuh orang meninggal, puluhan warga luka-luka, dan ratusan rumah hancur. Saat itu, warga mengungsi ke Maumere dan Ende. Namun, karena nasib mereka di pengungsian tidak jelas, berangsur-angsur mereka kembali ke Pulau Palue. Camat Palue Laurens Regi, di Maumere, Rabu (5/2), mengatakan, sekitar 1.500 warga Palue kini mengolah lahan dan menata kehidupan baru setelah letusan Rokatenda.

”Kami sudah mengimbau warga untuk waspada dan jika perlu mengungsi ke Maumere atau tempat yang lebih aman sesegera mungkin. Namun, mereka bersikap diam karena informasi bahwa Rokatenda meletus sudah berulang kali mereka dengar, tetapi gunung itu tidak meletus,” kata Regi.

Wakil Ketua DPRD NTT Kasintus Proklamasi Ebu Tho mengatakan, jika hasil penelitian Pusat Vulkanologi dan Geofisika menyebutkan Pulau Palue tidak layak dihuni, sebaiknya pemerintah mengeluarkan peraturan khusus untuk mengevakuasi penduduk pulau itu ke lokasi yang lebih aman. Evakuasi harus disertai relokasi sesegera mungkin dan sesuai keinginan masyarakat. Jangan biarkan mereka berada di pengungsian berbulan-bulan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTT Tadeus Tini mengatakan, wilayah yang sudah disurvei Pemkab Sikka dan dinyatakan layak ditempati warga Pulau Palue ada dua lokasi. Pertama, Nangahure, sekitar 10 kilometer arah barat Maumere. Kedua, Pulau Besar, sekitar 32 kilometer arah utara Maumere.

Menurut Tini, ada sekitar 570 keluarga yang siap direlokasi ke Pulau Besar. Pengungsi di Maumere dan Ende yang sudah pulang ke Palue tidak mendapatkan hak relokasi. Pulau Besar bisa menampung seluruh warga Palue asal mereka mau direlokasi.

Koordinator pengungsi Palue, Rober Tongge, mengatakan, sebaiknya pemerintah menyediakan permukiman secara layak kemudian merelokasi warga Palue ke lokasi itu. ”Semua penduduk Palue siap tinggalkan pulau itu asal ada kejelasan dari pemerintah,” katanya.

Gunung Rokatenda adalah satu dari 22 gunung berapi yang statusnya di atas normal. Satu gunung berstatus Awas, yaitu Sinabung; tiga gunung berstatus Siaga, termasuk Rokatenda; serta 18 gunung berstatus Waspada, salah satunya Gunung Kelud di Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Persiapan

Sejak status Gunung Kelud ditetapkan Waspada pada 2 Februari, pemerintah kecamatan yang berada di wilayah terdampak erupsi Gunung Kelud terus mematangkan persiapan tanggap darurat. Ini dilakukan dengan memetakan desa rawan bencana hingga menentukan lokasi dan bagaimana proses evakuasi warga nanti.

Camat Kepung Haryono bersama para pimpinan musyawarah kecamatan, misalnya, kemarin rapat dengan para perangkat desa, terutama pamong yang wilayahnya berdekatan dengan kawah Gunung Kelud. Selain sosialisasi, rapat juga membentuk Tim Tanggap Darurat Bencana Gunung Kelud dan membahas lokasi-lokasi pengungsian. Ada tiga desa terdekat kawah Kelud, yakni Besowo, Kebonrejo, dan Kampungbaru yang dihuni 20.000-an jiwa. Dari tiga desa itu, paling dekat kawah adalah Kebonrejo yang berjarak 5 kilometer-7 kilometer dari kawah.

Persiapan yang sama juga dilakukan aparat Kecamatan Ngancar. Camat Ngancar Ngaseri mengatakan, pihaknya sudah mengikuti latihan penanganan bencana pada Desember 2013. Di Ngancar ada tiga desa yang dekat dengan kawah yang dihuni 10.000-an jiwa, salah satunya Desa Sugihwaras, di mana obyek wisata dan Pos Pengamatan Gunung Api Kelud berada.

Sementara itu, di Sumatera Barat ada tiga gunung yang berstatus Waspada. Kepala Bidang Geologi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Sumbar Nuzuwir, di Padang, Rabu, mengatakan, Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar menjadi gunung api yang paling diwaspadai karena paling aktif.

Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda juga berstatus Waspada. Meskipun status ini sudah sejak sekitar dua tahun lalu, Ketua Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau Anton S Tripambudi tetap mengimbau warga menjaga jarak paling tidak 1 kilometer dari gunung tersebut. (KOR/WER/ZAK/DRI/EGI/BAY)

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000004587186