Indikator Makro
Tren Inflasi Tahun 2014 Terus Turun
JAKARTA, KOMPAS — Inflasi pada Februari 2014 mencapai 0,26 persen dengan kontributor utama sandang dan pangan. Dengan demikian, inflasi tahun kalender 2014 sudah 1,33 persen. Bank Indonesia memperkirakan tren inflasi terus turun.
Inflasi tahun kalender atau kumulatif inflasi bulanan pada tahun 2013 mencapai 8,38 persen. Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik Adi Lumaksono menjelaskan, inflasi inti pada Februari 2014 sebesar 0,37 persen merupakan kejadian di luar kebiasaan.
”Inflasi inti biasanya lebih kecil dibandingkan komponen harga diatur pemerintah dan komponen harga bergejolak. Namun, pada Februari, komponen inflasi inti jauh lebih besar,” kata Adi dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (3/3).
Komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain beras, ikan segar, cabai rawit, tarif kontrak rumah, tarif angkutan udara, dan sejumlah komoditas hortikultura. Komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain bawang merah, cabai merah, dan daging ayam ras karena pasokannya melebihi permintaan.
Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada A Tony Prasetiantono menyatakan, inflasi sudah mulai ”jinak”. Ini terbukti dari inflasi year on year yang sudah mulai turun, dari 8,2 persen pada Februari 2013 menjadi 7,75 persen pada Februari 2014.
Tony berpendapat, suku bunga sebaiknya ditahan dulu pada angka sekarang. Inflasi Februari year on year memang turun. Namun, menurunkan BI Rate pada saat- saat ini dikhawatirkan bisa mengganggu penguatan rupiah yang sekarang sedang terjadi.
”Tunggu sampai bulan depan, jika inflasi tahunan kembali turun, misalnya ke 7,5 persen, sementara kurs rupiah stabil, BI Rate bisa mulai diturunkan bertahap ke 7,25 persen untuk membantu bank agar kembali melakukan ekspansi,” kata Tony.
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menjelaskan, inflasi inti biasanya dipicu permintaan. ”Selama Februari, saya tidak melihat ada peningkatan permintaan yang signifikan. Inflasi inti tinggi biasanya terjadi menjelang hari raya,” kata Enny.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo berkeyakinan sasaran inflasi 4,5-5,5 persen tahun ini akan tercapai. Inflasi tahun 2014 diperkirakan kurang dari 5 persen.
Inflasi Februari 2014 sebesar 0,26 persen lebih rendah daripada perkiraan BI sebesar 0,5 persen. Secara keseluruhan, tren inflasi terus turun. ”Bahkan, turun lebih rendah dari yang diperkirakan,” kata Perry di Jakarta.
Perihal inflasi inti sebesar 0,37 persen, Perry menyatakan, BI memprediksi inflasi inti pada akhir tahun 4,9 persen. Per akhir Februari 2014, inflasi inti secara tahunan sebesar 4,57 persen. Dengan demikian, masih sesuai perkiraan.
Mengenai kemungkinan turunnya BI Rate seiring optimisme inflasi sesuai arah, Perry tidak menjawab lugas. Ia hanya menekankan, rapat dewan gubernur melihat perkembangan inflasi secara bulanan.
Siaran pers BI yang ditandatangani Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara menyebutkan, tren inflasi yang turun itu antara lain akibat kebijakan pemerintah pusat dan daerah meminimalkan dampak bencana alam. ”Akibatnya, inflasi bahan pangan juga cukup rendah,” kata Tirta. (aha/idr/las)
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000005226415
-
- Log in to post comments
- 42 reads