BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Tahun 2019, Layanan Air Bersih 100 Persen

Infrastruktur
Tahun 2019, Layanan Air Bersih 100 Persen

JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah bertekad pada tahun 2019 layanan air bersih dan sanitasi sudah mencakup 100 persen masyarakat Indonesia. Saat ini, layanan air bersih baru mencapai 67 persen, dan sanitasi baru 59 persen. Untuk menjangkau itu, pemerintah membutuhkan anggaran untuk layanan bersih sebesar Rp 274,8 triliun dan sanitasi sebesar Rp 385,3 triliun.

”Waktu yang tersisa sangat pendek, sementara tantangannya cukup besar. Untuk itu kita membutuhkan peran serta pemerintah daerah, masyarakat, dan swasta untuk mewujudkan ini,” kata Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Imam S Ernawi, di Jakarta, Selasa (13/5).

Menurut Imam, saat ini pemerintah daerah belum sepenuhnya berkomitmen pada penyediaan air bersih. Hal ini terbukti dari masih banyak perusahaan daerah air minum (PDAM) yang kondisinya kurang sehat, bahkan sakit. Dari 328 PDAM yang ada, sebanyak 101 PDAM kurang sehat, 56 PDAM sakit, dan 171 PDAM sehat. ”Bahkan PDAM yang tarifnya masih di bawah biaya produksi mencapai 233 PDAM,” kata Imam.

Selain itu, banyak air bersih yang diproduksi tetapi tidak bisa disalurkan karena pemerintah daerah belum membangun jaringan pipa air bersih ke rumah- rumah penduduk.

Menurut Direktur Pengembangan Air Minum Ditjen Cipta Karya Kementerian PU Danny Soetjiono, kapasitas air bersih yang belum dimanfaatkan cukup besar bisa diberikan kepada 7,5 persen penduduk.

”Tingkat kebocoran juga masih tinggi, hingga 32 persen. Idealnya, tingkat kebocoran di bawah 20 persen. DKI Jakarta saja tingkat kebocorannya masih 42 persen,” ujar Danny.

Kondisi seperti ini tentu menyulitkan untuk memperluas cakupan layanan air bersih. PDAM yang menerapkan tarif lebih murah daripada ongkos produksinya tidak akan bisa bertahan lama. PDAM tidak punya dana untuk perawatan dan memperluas layanannya.

Cara lain yang bisa mempercepat perluasan cakupan layanan air bersih dan sanitasi adalah inovasi teknologi. Ditjen Cipta Karya akan menyelenggarakan pertemuan awal pelaku air minum dan penyehatan lingkungan dalam Stakeholder Forum 21-23 Mei 2014 di Surabaya.

”Pertemuan ini untuk mempersiapkan pelaksanaan Indonesia International Water Week 2015, dan juga untuk mendapatkan inovasi-inovasi terkini mengatasi masalah air dan sanitasi,” kata Imam. (ARN)

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000006608201