BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Sewatama Kembangkan Tenaga Minihidro

NERGI TERBARUKAN
Sewatama Kembangkan Tenaga Minihidro
Ikon konten premium Cetak | 13 Januari 2016 Ikon jumlah hit 28 dibaca Ikon komentar 0 komentar

JAKARTA, KOMPAS — PT Sumberdaya Sewatama mengembangkan pembangkit listrik tenaga minihidro di Sulawesi Selatan dengan keseluruhan kapasitas mencapai 50 megawatt. Modal pengembangan didapat dari penyertaan modal Rp 300 miliar dari PT Indonesia Infrastructure Finance. Proyek ini dibuat untuk mendukung percepatan pembangunan pembangkit listrik 35.000 megawatt.

Saat ini, pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTMH) yang sedang dalam proses negosiasi perjanjian jual-beli listrik dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) adalah PLTMH Sapaya di Kabupaten Gowa dan PLTMH Madong di Toraja Utara. Kedua pembangkit itu masing-masing berkapasitas 5 megawatt (MW).

"Proyek pembangkit listrik dari energi terbarukan ini adalah yang pertama bagi kami. Setidaknya, ada potensi 50 MW untuk PLTMH di Sulawesi Selatan yang sedang kami usahakan untuk dikembangkan," kata Direktur Utama PT Sumberdaya Sewatama Elan B Fuadi, Selasa (12/1), di Jakarta.

Menurut Elan, biaya membangun pembangkit listrik dari energi terbarukan tidak murah. Untuk jenis PLTMH, setidaknya dibutuhkan dana 2 juta dollar AS sampai 2,5 juta dollar AS per megawatt atau sekitar Rp 34,5 miliar dengan nilai tukar Rp 13.800 per dollar AS. Dana itu belum termasuk pembangunan transmisi di lokasi pembangkit yang terisolasi atau terpencil.

"Selain dukungan pembiayaan, pengembang juga membutuhkan insentif pengembangan energi terbarukan untuk listrik, misalnya berupa penentuan tarif jual-beli listrik oleh pemerintah," ujar Elan.

Mengenai penyertaan modal dari PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF), lanjut Elan, seluruhnya akan dimanfaatkan untuk mendanai proyek-proyek pembangkit listrik dari energi terbarukan perseroan.

Presiden Direktur PT IIF Sukatmo Padmosukarso mengatakan, penyertaan modal sebesar Rp 300 miliar kepada PT Sumberdaya Sewatama itu dikonversi menjadi saham selambatnya sampai 5 tahun ke depan.

Penyertaan modal itu sebagai salah satu bentuk dukungan lembaga pembiayaan terhadap program pemerintah membangun pembangkit listrik berkapasitas 35.000 MW sampai 2019.

"Proyek pembangkit listrik ramah lingkungan dari energi terbarukan merupakan proyek yang akan terus berkembang pada masa depan. Kami akan terus mendukung proyek semacam ini," kata Sukatmo.

Pembiayaan oleh IIF untuk proyek pembangkit listrik dari energi terbarukan sudah mencapai 30 persen sampai 40 persen dari keseluruhan pembiayaan perusahaan. Mayoritas pembiayaan oleh IIF ada di sektor infrastruktur untuk transportasi darat, laut, udara, dan telekomunikasi.

IIF adalah perusahaan pembiayaan nonbank yang sebagian saham dimiliki Pemerintah Indonesia. Pemegang saham lain, antara lain Asian Development Bank, International Finance Corporation, Deutsche Investitions-und Entwicklungsgesellschaft (DEG), dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2014-2019, pemerintah membangun pembangkit listrik berkapasitas 35.000 MW sampai 2019. Dari seluruh kapasitas itu, 50 persen berasal dari pembangkit tenaga batubara, 25 persen dari pembangkit tenaga gas, dan 25 persen tenaga energi terbarukan.

PLN mendapat tanggung jawab membangun 10.000 MW dan sisanya sebanyak 25.000 MW diserahkan kepada pihak swasta. Nilai investasi proyek tersebut diperkirakan mencapai Rp 1.100 triliun. (APO)

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2016/01/13/Sewatama-Kembangkan-Tenaga-Minihidro

Related-Area: