Gunung Api
Saatnya Kosongkan Pulau Palue
MAUMERE, KOMPAS — Presiden harus mengeluarkan peraturan untuk mengosongkan Pulau Palue di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Pulau itu dinilai tidak layak huni karena hanya berupa sebuah gunung, Rokatenda, dan kedalaman pulau itu hanya berupa magma yang siap meledak. Sebaiknya pulau itu hanya dijadikan hutan lindung atau lokasi perkebunan.
Lereng-lereng Gunung Rokatenda hanya berupa kawasan pesisir yang mengelilingi Pulau Palue. Bagian tengah pulau adalah puncak Rokatenda. Padi, jagung, kacang, dan umbi-umbian pun tak layak karena bakal mati dalam sekejap jika terjadi letusan.
Wakil Ketua DPRD NTT Kasintus Ebu Tho, di Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka, Kamis (20/2), mengatakan, selama tidak ada kekuatan hukum yang mengikat untuk mengosongkan pulau itu, penduduk Palue tetap berdiam di sana. Usulan camat, bupati, dan aparat keamanan sulit mendorong warga keluar dari Palue.
”Presiden harus mengeluarkan peraturan khusus sebagai kekuatan hukum mengosongkan penduduk dari pulau itu,” ujar Ebu Tho. Ia melanjutkan, agar presiden juga memerintahkan kementerian terkait membantu merelokasi 9.000 warga di sana. Total penduduk Palue sebelum erupsi (2012) 10.232 jiwa.
Sekretaris Camat Palue Marthen Adi mengatakan, letusan Oktober 2012 menewaskan tiga warga, sementara letusan Agustus 2013 mengakibatkan lima orang tewas, ribuan rumah hancur, puluhan ternak peliharaan mati, dan lahan pertanian gagal panen. Namun, masyarakat masih bertahan di sana. Jumlah warga Palue yang mengungsi 1.232 jiwa. Mereka tersebar di Maumere dan Ende. Sebagian menunggu relokasi di Pulau Besar, Kabupaten Sikka.
Ada warga yang meyakini gunung itu tak akan meletus lagi. Pada 3 November 2013 digelar ritual adat memotong tiga kerbau di puncak gunung. Mereka meyakini bahwa erupsi Rokatenda akibat kemarahan leluhur. (KOR)
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000004985699
-
- Log in to post comments
- 239 reads