BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Pemerintah Dukung Kemudahan Investasi

Swedia Danai Infrastruktur
Pemerintah Dukung Kemudahan Investasi

JAKARTA, KOMPAS — Indonesia dan Swedia menjalin kemitraan yang diprioritaskan pada bidang infrastruktur. Pemerintah Swedia berkomitmen menaikkan pendanaan pada proyek infrastruktur di Indonesia hingga 80 miliar dollar AS sampai dengan tahun 2025.

Kemitraan itu diluncurkan di kampus Indonesia International Institute for Life Sciences, Jakarta, Rabu (7/5). Duta Besar Swedia untuk Indonesia Ewa Polano, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Transportasi Soetanto Suhodo, dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Suryo Bambang Sulisto hadir dalam acara itu.

Menurut Polano, Swedia berminat besar untuk berinvestasi di bidang infrastruktur di Indonesia. Kecenderungan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi salah satu pertimbangan Swedia untuk berinvestasi. Selain infrastruktur, Swedia juga melihat peluang besar di bidang pendidikan dan lingkungan hidup.

”Kami telah menawarkan berbagai kerja sama dengan Pemerintah Indonesia. Saat ini, kami ingin fokus pada bidang infrastruktur, pendidikan, dan lingkungan hidup. Pemerintah Swedia berkomitmen untuk menaikkan pendanaan proyek infrastruktur di Indonesia hingga 80 miliar dollar AS sampai dengan tahun 2025,” kata Polano.

Dengan nilai tukar Rp 11.500 per dollar AS, pendanaan tersebut bernilai Rp 920 triliun. Nilai itu setara dengan setengah belanja negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2014 yang sebesar Rp 1.842 triliun.

Infrastruktur yang diperhatikan Pemerintah Swedia antara lain bandara, pelabuhan laut, dan telekomunikasi. Perhatian lain pada solusi memecahkan kemacetan lalu lintas di kota-kota besar Indonesia dan manajemen keselamatan berlalu lintas.

Tak hanya Pemerintah Swedia, tambah Polano, kalangan bisnis dan akademisi juga turut terlibat dalam kemitraan dengan Indonesia tersebut. Di bidang pendidikan, Indonesia bekerja sama dengan Swedia mendirikan kampus Indonesia International Institute for Life Sciences. Beberapa universitas di Swedia siap terlibat dalam kemitraan itu.

”Swedia adalah negara kecil, tetapi memiliki segudang inovasi. Beratus-ratus tahun lalu, Swedia merupakan negara miskin. Kami menjadi negara maju berkat kerja sama antara pemerintah, institusi pendidikan, dan kalangan dunia usaha,” papar Polano.
Peluang

Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan, membaiknya hubungan kerja sama antara Swedia dan Indonesia dari tahun ke tahun terlihat dari realisasi investasi Swedia di Indonesia yang terus meningkat.

Pemerintah Indonesia siap mendukung kemudahan investasi Swedia di Indonesia. Peluang pada bidang infrastruktur di Indonesia terkait kemitraan ini di antaranya penambahan jumlah pelabuhan laut, bandara, dan rel kereta api.

Menurut Bambang, kesungguhan Indonesia untuk menjadi negara maju tertuang dalam Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3I). Indonesia menargetkan 115 juta tenaga kerja terlatih pada tahun 2030. Angka itu meningkat signifikan dari 55 juta tenaga terlatih saat ini.

Indonesia juga berkomitmen menjadi salah satu kekuatan ekonomi di dunia atau berada dalam kelompok 10 negara dengan kekuatan ekonomi terbesar pada tahun 2030.
Berlanjut

Suryo Bambang Sulisto berharap kemitraan Indonesia dan Swedia dapat terus berlanjut. Sejauh ini sudah ada sekitar 40 investor asal Swedia yang bergerak di bidang otomotif, telekomunikasi, energi, dan transportasi. Dia berharap jumlah investor Swedia di Indonesia terus bertambah.

”Kemitraan di bidang infrastruktur di Indonesia sudah tepat. Sebab, sejak beberapa dekade lalu, pembangunan infrastruktur kurang mendapat perhatian,” kata Suryo.

Acara peluncuran kemitraan Indonesia-Swedia ini merupakan bagian dari pameran bertema ”Inovasi Swedia”. (APO)

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000006493792