Bendungan
Karalloe untuk Aliri 10.000 Hektar Sawah
GOWA, KOMPAS — Pembangunan Bendungan Karalloe di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, dimulai pada Selasa (4/3). Proyek senilai Rp 517 miliar itu ditujukan terutama untuk menampung air guna mengairi 10.000 hektar sawah di Kabupaten Gowa dan Jeneponto.
Peresmian pembangunan bendungan dilakukan di Desa Garing, Kecamatan Tompobulu, Gowa, oleh Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto. Hadir pula Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Bupati Kabupaten Gowa Ichsan Yasin Limpo, dan Bupati Jeneponto Iksan Iskandar.
Djoko mengatakan, pembangunan Bendungan Karalloe menjadi salah satu infrastruktur pendukung keberlangsungan Sulsel sebagai lumbung beras dan penyangga utama pangan nasional. ”Selama kurun waktu 2015-2019 diprogramkan pembangunan sembilan bendungan lagi di Sulsel,” kata Djoko.
Bendungan Karalloe berfungsi utama mengairi 7.000 hektar sawah yang kini ada. Namun, bendungan itu juga menambah potensi dibukanya 3.000 hektar lahan sawah baru sehingga total yang akan menikmati manfaat bendungan itu menjadi 10.000 hektar sawah.
Bendungan Karalloe juga akan dimanfaatkan sebagai pasokan air baku untuk wilayah Jeneponto dan sekitarnya dengan debit 440 liter per detik. Bendungan dimanfaatkan pula untuk pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas 4,5 megawatt.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang Agus Setiawan mengatakan, Bendungan Karalloe akan selesai pada 2017. Selain itu, tahun ini di Sulsel juga akan dibangun Bendungan Pasellorang di Kabupaten Wajo.
Agus mengatakan, dari potensi 70 miliar meter kubik per tahun debit air permukaan di Sulsel, baru sekitar 30 persen yang sudah dimanfaatkan untuk irigasi, air baku, dan tenaga listrik. ”Karena itu, pemanfaatan sumber daya air akan terus ditingkatkan,” kata dia.
Untuk itu, Kementerian Pekerjaan Umum merencanakan membangun sembilan bendungan lagi di Sulsel selama 2015-2019. Setelah itu, hingga tahun 2030 akan dibangun lagi empat bendungan di Sulsel.
Gubernur Syahrul Yasin Limpo mengatakan, penambahan bendungan diperlukan agar Sulsel bisa memperkuat ketahanan pangan nasional. Sulsel menargetkan surplus produksi beras pada 2014 sebesar 2,5 juta ton.
Sulsel menghasilkan 3,2 juta ton beras dengan surplus sebanyak 2 juta ton pada 2013. Surplus beras itu memasok kebutuhan 22 provinsi di Indonesia. Secara nasional, Sulsel adalah produsen beras terbesar keempat setelah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. (ENG)
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000005251484
-
- Log in to post comments
- 386 reads