Frans Lebu: Penangkapan Paus di Lamalera Hanya Sekali Setahun
Senin, 15 Desember 2014 22:58 WIB

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat Patutie

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya mengisahkan tradisi kebersamaan antarmasyarakat di daerahnya. Salah satunya berbagi daging ikan paus. Perilaku sosial ini menjadi nilai penting warga NTT.

"20 orang turun ke laut mencari ikan paus, hasilnya mereka bagi ke seluruh masyarakat. Enggak ada orang yang kerja kasih makan orang lain. Hanya ada di NTT. Itu nilai penting," kata Frans usai peluncuran buku Alor Underwater di Jakarta, Senin (15/12/2014).

Pemburu ikan paus di Lamalera, Kabupaten Lembata, bukan orang sembarangan, karena hanya dilakukan bagi mereka yang dianggap sudah terlatih. Proses penangkapan paus pun dilakukan dengan cara tradisional, dilakukan dengan jumlah orang yang terbatas.

Para pemburu yang menggunakan kapal kecil hanya perlu siaga dengan tongkat panjang yang ujungnya sudah diikat dengan besi tajam semacam tombak, sebelum menancapkannya ke tubuh paus. "Mereka lalu loncat ke arah ikan paus dan menikamnya," ucapnya.

Ia menyebutkan, perburuan ikan paus tidak terus menerus dilakukan warga di Lamalera, melainkan hanya dilakukan satu tahun sekali. Momentum penangkapan paus biasanya setiap akhir bulan Juli atau awal Agustus.

Frans mengaku, kegiatan penangkapan ikan puas di wilayahnya tidak dapat dilarang. Sebab, sudah menjadi tradisi dan budaya oleh sebagian masyarakat NTT. "Di NTT penangkapan ikan paus tidak bisa dilarang, karena itu terikat dengan budaya" ujarnya.

Ia memastikan warisan ikan jenis paus di daerahnya itu tak akan pernah punah. "Yang kontra terhadap penangkapan ikan paus itu urusan lain. Bagi kami, penangkapan itu tidak mengakibatkan punah, karena penangkapannya itu terbatas dan tradisional," katanya.

Sumber: http://www.tribunnews.com/regional/2014/12/15/frans-lebu-penangkapan-paus-di-lamalera-hanya-sekali-setahun