Agroindustri
Kemandirian Energi
Beban subsidi bahan bakar minyak, terutama untuk solar dan premium, masih mengancam kesinambungan anggaran dan neraca pembayaran. Kesungguhan kita mengoptimalkan dan memberdayakan potensi domestik memproduksi energi terbarukan bisa menjadi solusi.
Bank Dunia memperkirakan, belanja subsidi tahun 2014 mencapai 2,6 persen dari produk domestik bruto (PDB), naik dari 2,2 persen tahun 2013. Sampai kapan subsidi yang didominasi energi terus menekan kemampuan membangun infrastruktur demi meningkatkan daya saing kita?
Tidak sulit sebenarnya membangun kemandirian energi itu. Sebagai produsen terbesar minyak kelapa sawit mentah (CPO), Indonesia bisa mendapatkan energi terbarukan mulai dari biodiesel sampai biogas.
Indonesia memproduksi 26 juta ton CPO dari luas tanam perkebunan kelapa sawit 9,2 juta hektar tahun 2013. Dari izin usaha seluas 9,8 juta hektar, 3,95 juta hektar merupakan perkebunan rakyat yang dikelola 3,8 juta keluarga.
Pabrik kelapa sawit yang selama ini telah menggunakan tandan kosong kelapa sawit dan cangkang sebagai sumber energi listrik sebenarnya juga berpotensi menghasilkan biogas. Riset Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan menunjukkan, pabrik kelapa sawit berkapasitas 30 ton tandan buah segar kelapa sawit per jam bisa menghasilkan 8.400 meter kubik biogas per hari bertekanan 200 bar atau setara 1.000 liter premium.
Dalam uji coba oleh peneliti PPKS Medan, kendaraan niaga diisi 65 liter volume biogas yang dipadatkan (CBG) bertekanan 200 bar setara 30 liter premium dapat melaju sejauh 200 kilometer. Itu berarti, dengan harga CBG Rp 3.000 per liter setara premium untuk perjalanan 200 kilometer hanya perlu Rp 60.000. Lebih hemat Rp 75.000 jika mengonsumsi premium.
Dari data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kompas, 30 Januari), realisasi penyaluran premium tahun 2013 mencapai 29,26 juta kiloliter. Dengan asumsi 10 persen dari premium tersebut digantikan CBG, maka ada potensi penghematan senilai Rp 10,24 triliun.
Tentu nilai ini belum sebesar penggunaan biodiesel 10 persen dalam solar yang bulan September-Desember 2013 bisa menekan impor minyak 200 juta dollar AS atau setara Rp 2,2 triliun dan ditargetkan menekan impor minyak 4 miliar dollar AS atau setara Rp 45,6 triliun tahun 2014. Namun, tidak salah jika kita terus berupaya memberdayakan kekuatan domestik yang ada sehingga kemandirian bangsa pun terbangun.
Sudah saatnya Indonesia berdiri kokoh menyambut momentum tumbuh pesat berkualitas. Pasar domestik dan kekayaan alam sepatutnya modal kemandirian kita. (Hamzirwan)
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000006199715
-
- Log in to post comments
- 27 reads