BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

510 Siswa Pentaskan Cerita Daerah dalam Festival Nasional Anak 2015

510 Siswa Pentaskan Cerita Daerah dalam Festival Nasional Anak 2015
Siang | 31 Agustus 2015 15:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 510 siswa akan mementaskan cerita daerah dalam Festival Nasional Anak-anak 2015. Siswa berusia 8-13 tahun yang mengikuti festival itu adalah perwakilan dari sanggar atau sekolah di 34 provinsi di Indonesia.
Penampilan teater anak dari Provinsi Sulawesi Barat di Festival Nasional Anak-anak yang diselenggarakan di Grha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki Jakarta, Senin (31/8). Festival teater yang berlangsung hingga 3 September ini diikuti oleh sanggar teater dari 34 provinsi di Indonesia. Pemain teater adalah siswa sekolah dasar dengan rentang usia 8-13 tahun.
Kompas/Yuniadhi AgungPenampilan teater anak dari Provinsi Sulawesi Barat di Festival Nasional Anak-anak yang diselenggarakan di Grha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki Jakarta, Senin (31/8). Festival teater yang berlangsung hingga 3 September ini diikuti oleh sanggar teater dari 34 provinsi di Indonesia. Pemain teater adalah siswa sekolah dasar dengan rentang usia 8-13 tahun.

Sanggar Belayang, SMP Negeri 5 Tinambung, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, misalnya, menampilkan drama teater berjudul I Pura Para 'bue. Pertunjukan teater berdurasi sekitar 30 menit itu menceritakan tentang penegakan hukum adat masyarakat untuk menyelesaikan sengketa.

Adil Tambono, sutradara sekaligus Pembina Sanggar Belayang, menuturkan, drama tersebut mengangkat kisah seorang rakyat jelata yang mendapat perlakuan tidak adil karena dituduh sebagai pencuri batu permata. Kedua orang yang bersengketa dibawa ke hadapan pemangku adat untuk mendapat keputusan hukum yang adil.

Menurut dia, kisah dalam drama teater anak-anak itu menggambarkan kondisi yang kontradiktif dengan penegakan hukum di Indonesia.

"Hukum di negeri ini sering kali tidak adil. Cerita ini ingin menyampaikan pesan bahwa hukum adat menegakkan kebenaran yang sebenar-benarnya. Yang salah mendapat hukuman, yang benar dibebaskan. Seperti itulah hukum seharusnya ditegakkan," kata Adil yang ditemui usai pementasan, Senin (31/8).

Hari Senin, ada sembilan kelompok pertama menampilkan drama teater di Taman Ismail Marzuki Jakarta. Mereka berasal dari Aceh, Banten, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Barat, Bengkulu, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Maluku.

Adapun 25 kelompok teater lain akan tampil secara bergiliran hingga 3 September. Penampilan anak-anak akan dinilai oleh juri untuk merebutkan penghargaan pada kategori penampil terbaik, sutradara terbaik, penata musik terbaik, dan kelompok favorit.

Juri dalam festival tersebut merupakan para seniman Indonesia, seperti Seno Joko Suyono, Jose Rizal Manua, Aditya Gumay, Rita Matumona, dan Ine Febriyanti.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan yang membuka acara menuturkan, festival tersebut digagas untuk melestarikan kesenian teater anak-anak di Indonesia.

Selain itu, peserta teater mendapat kesempatan untuk berkreasi dan mewujudkan imajinasi mereka. "Lewat teater, anak-anak dapat mengembangkan rasa empati dan kepeduliannya. Teater menjadi salah satu wadah yang dapat menumbuhkan kreativitas anak-anak," katanya.

Seno Joko Suyono menyatakan, festival teater bermanfaat untuk menumbuhkan imajinasi anak-anak di ruang bermain terbuka. Selama ini, imajinasi anak-anak terkekang dalam ruang pribadi seiring maraknya perkembangan digital.

"Dengan teater, mereka mengekspresikan diri, yakni bermain dan bernyanyi. Mereka tidak menggunakan elemen-elemen maya, tetapi langsung berinteraksi secara kolektif dengan anak-anak lain," ujar Seno.

Ia menilai, festival anak-anak mempunyai kekuatan tersendiri karena menampilkan kreativitas dan imajinasi anak-anak. "Musik dan permainan anak-anak mewarnai adegan teater. Sutradara tidak dapat memaksakan skenario," katanya. (B08)

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/08/31/510-Siswa-Pentaskan-Cerita-Daerah-dalam-Festival-N